Featured blog image
Sejarah 3 min read

Sejarah dan Perkembangan PMII: Dari Awal Berdiri Hingga Sekarang

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah salah satu organisasi kemahasiswaan terbesar di Indonesia yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU). Sejak didirikan pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya, PMII telah menjadi wadah perjuangan mahasiswa Islam untuk mengembangkan intelektualitas, spiritualitas, dan nilai-nilai kebangsaan.


Latar Belakang Kelahiran PMII

Pada akhir 1950-an, muncul kesadaran di kalangan mahasiswa NU bahwa mereka membutuhkan organisasi yang dapat mewadahi perjuangan mahasiswa secara khusus, tanpa harus bergantung langsung pada struktur organisasi induk NU. Sebelumnya, mahasiswa NU tergabung dalam IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama), namun dirasa kurang representatif untuk mahasiswa.

Dorongan itu akhirnya menghasilkan momentum besar di Surabaya pada 17 April 1960, saat PMII resmi dideklarasikan. Para tokoh pendiri seperti Mahbub Djunaidi, Moch. Maksum, dan Syafi’i A. Karim memiliki visi besar untuk membentuk organisasi mahasiswa Islam yang progresif dan kontekstual dengan zaman.


Perkembangan dan Dinamika

Sejak awal berdirinya, PMII terus tumbuh di berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Perkembangan ini dipacu oleh semangat kaderisasi yang kuat dan konsistensi dalam membangun basis intelektual kader di tengah perubahan sosial-politik bangsa.

PMII juga memiliki Nilai Dasar Pergerakan (NDP) yang menjadi pijakan ideologis organisasi. NDP merumuskan bahwa PMII berlandaskan pada ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip nasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial.

Salah satu titik penting sejarah PMII adalah ketika pada 14 Juli 1972, PMII secara resmi menyatakan kemandiriannya dari Nahdlatul Ulama (NU) secara organisatoris. Hal ini bertujuan agar PMII bisa lebih fleksibel dan mandiri dalam merespons isu-isu kemahasiswaan tanpa harus terikat secara struktural dengan NU, meskipun secara kultural tetap memiliki kedekatan.


Kontribusi PMII bagi Bangsa

PMII bukan hanya mencetak kader-kader yang aktif di ranah kampus, tetapi juga telah melahirkan banyak tokoh nasional yang berpengaruh dalam politik, pemerintahan, akademisi, dan aktivisme. Di antaranya adalah Muhaimin Iskandar, Imam Nahrawi, Marwan Jafar, dan banyak lainnya.

Selain itu, PMII juga aktif menyuarakan isu-isu strategis bangsa, mulai dari demokratisasi, keadilan sosial, toleransi antar umat beragama, hingga perlindungan terhadap hak-hak rakyat kecil.


PMII Masa Kini

Memasuki era digital dan globalisasi, PMII terus beradaptasi dan memperbarui metode kaderisasinya. Penguatan literasi digital, pendidikan politik yang inklusif, serta pembinaan nilai-nilai keislaman yang kontekstual menjadi fokus gerakan saat ini.

PMII juga aktif mendorong peran perempuan dalam organisasi melalui Kopri (Korps PMII Putri) yang telah menjadi garda terdepan perjuangan perempuan dalam ruang akademik dan sosial.


Penutup

PMII telah menjadi rumah besar bagi ribuan mahasiswa Islam yang ingin tumbuh menjadi pribadi intelektual, religius, dan patriotik. Sejarah panjang PMII bukan hanya tentang organisasi, tetapi tentang kontribusi nyata anak bangsa untuk Indonesia yang lebih adil, makmur, dan beradab.

Related Topics